LAPORAN PRAKTIKUM OSMOSIS PADA PEMBUATAN TELUR ASIN

LAPORAN PRAKTIKUM

OSMOSIS PADA PEMBUATAN TELUR ASIN

A. TUJUAN

  1. Untuk mengetahui osmosis pada pembuatan telur asin
  2. Untuk mengetahui proses pembuatan telur asin

B. LANDASAN TEORI

Telur adalah salah satu bahan makanan hasil ternak unggas yang bergizi tinggi dan bermanfaat untuk pemenuhan gizi masyarakat. Telur merupakan sumber protein yang mudah diperoleh. Protein tersebut terdapat di dalam kuning telur dan putih telur.

Dibandingkan dengan telur ayam, telur itik mengandung protein, kalori dan lemak lebih tinggi. Tetapi seperti telur unggas lainnya, telur itik memiliki sifat mudah rusak. Kerusakan tersebut disebabkan kontaminasi pada kulit telur oleh mikroorganisme yang berasal dari kotoran induk unggas maupun yang ada pada kandang.

Untuk mengurangi kerusakan telur itik selama penyimpanan dan sekaligus meningkatkan nilai ekonominya dilakukan upaya pengasinan. Pengasinan telur umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu perendaman dalam larutan garam dan pemeraman oleh adonan campuran garam dengan tanah liat, atau abu gosok atau bubuk bata merah.

Telur yang direndam didalam larutan garam akan mengalami osmosis karena telur tersebut ditempatkan ditempat/lingkungan yang konsentrasinya lebih encer daripada di dalam telur (isi telur). Telur sebagai sel tunggal yang terbungkus cangkang yang memiliki pori-pori dan merupakan membran yang bersifat selektif permeabel, kuning telur sebagai inti. Hal itu menyebabkan air garam masuk ke dalam telur melewati membran/cangkang telur karena konsentrasi di dalam lebih tinggi daripada di luar, sehingga telur menjadi asin. Hal ini juga sesuai dengan pengertian osmosis yaitu proses perpindahan molekul-molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi tinggi (hipertonik).

C. VARIABEL

  1. Variabel terikat : kualitas telur asin meliputi rasa, warna kuning telur dan tekstur kuning & putih telur.
  2. Variabel bebas : jumlah bubuk batu bata dan garam dapur

D. ALAT DAN BAHAN

ALAT BAHAN
1.      Baskom kecil

2.      Ember kecil

3.      Panci kecil

1.      Telur bebek

2.      Garam dapur

3.      Batu bata merah yang ditumbuk halus

4.      Air secukupnya

E. CARA KERJA

  1. Cuci telur bebek dengan air sampai permukaan telur bersih
  2. Untuk membuat adonan yang akan digunakan sebagai pembungkus telur bebek, campurkan garam ke dalam batu bata yang telah dihancurkan dan disaring dengan perbandingan 1:3, kemudian ambil sedikit air yang ada di ember kecil, lalu aduk sampai semua bahan tercampur (Usahakan adonan tidak terlalu padat dan tidak terlalu encer agar adonan mudah untuk dibentuk)
  3. Bungkus telur bebek dengan adonan yang telah dibuat
  4. Lalu, letakkan telur yang telah dibungkus adonan di sebuah wadah yang diatasnya diberi kertas untuk menutup wadah tersebut dan simpanlah selama ± 10 hari
  5. Setelah disimpan selama ± 10 hari, bersihkan telur dari adonan yang menyelimuti permukaannya dengan air bersih
  6. Kukus/rebus telur hingga matang dan telur asin siap untuk disajikan.

F. TABEL HASIL PRAKTIKUM              

PERUBAHAN SEBELUM PENGASINAN SESUDAH PENGASINAN
Berat ±67,65 gr ±70,75 gr
Warna kuning telur Kuning Jingga kecoklatan
Rasa Biasa Asin
Keadaan kuning dan putih telur Mengeras Lebih mengeras

 G. PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel hasil praktikum diatas, osmosis pada telur bebek menyebabkan berat telur akan bertambah akibat dari masuknya suatu molekul ke dalam telur, dalam hal ini air dan garam telah masuk ke dalam telur. Berat telur bertambah sedangkan volume air berkurang, hal ini dikarenakan molekul air dan garam bergerak masuk ke dalam telur karena larutan garam lebih hipotonik dibanding isi telur yang hipertonik sehingga menyebabkan hemolysis atau masuknya molekul air dan garam ke dalam telur, sehingga berat telur bertambah tetapi volume air berkurang. Sedangkan telur bebek yang mengalami proses pengasinan rasanya asin karena telur yang direndam dalam media garam akan mengalami osmosis yaitu proses perpindahan molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi lebih tinggi (hipertonik). Dengan adanya osmosis ini juga menyebabkan tekstur kuning telur pada telur asin akan berubah menjadi lebih keras karena ketika molekul air dan garam masuk ke dalam telur, maka air dan garam masuk ke putih telur karena konsentrasi putih telur lebih pekat daripada larutan  garam, tetapi perlu kita ingat bahwa masih ada kuning telur yang konsentrasinya jauh lebih pekat dibanding dengan putih telur dan larutan garam. Sehingga molekul air dan garam masuk ke kuning telur, tetapi lebih banyak garam yang masuk dibanding dengan air. Semakin lama, garam yang terdapat di dalam kuning telur akan semakin menumpuk sehingga kuning telur akan mengeras karena kelebihan mineral garam dan adanya osmosis pada telur bebek ini pun menyebabkan kuning telur berubah warna yang semula berwarna kuning biasa menjadi jingga kecoklatan.

H. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, osmosis yang dilakukan pada telur bebek yaitu dengan melakukan pengasinan pada telur menyebabkan perubahan keadaan pada telur, seperti berat telur bebek lebih berat daripada berat telur bebek yang belum mengalami pengasinan, rasanya lebih asin, kuning dan putih telur mengeras dan juga kuning telur berwarna jingga kecoklatan. Itu semua menandakan bahwa osmosis pada telur bebek menghasilkan telur asin yang bermutu baik. Tingkat asin pada telur dipengaruhi oleh faktor waktu, ketebalan pasta, dan juga perbandingan antara pecahan batu bata dan tanah pada waktu pembuatan pasta.

Tinggalkan komentar